Selain itu kata mereka aku juga mempunyai sifat yang Friendly dan ramah.
Dari sedikit gambaran tentangku mungkin para membaca sudah bisa
membayangkannya. Lanjut kecerita. Pada hari minggu awal bulan tahun
2017, saat itu aku sedang menunggu kereta exekutif yang akan aku
tumpangi untuk kembali ke Bandung, karena pada esok hari tepatnya hari
senin aku harus kembali kuliah.
Setelah beberapa waktu aku menungu kereta, pada akhirnya kereta datang
dan aku segera naik ke kereta. Sekitar 10 menit kereta berhenti, tidak
lama kemudian kereta pun berangkat. Setelah aku duduk aku pun segera
tidur karena tubuhku terasa lelah akibat begadang semalaman bersama
sahabat-sahabatku. Setelah beberapa saat aku tertidur, pada akhirnya aku
pun terbangun karena merasa kereta sedang berhenti di salah satu
stasiun.
Ketika itu naiklah penumpang pasangan suami istri yang masih muda
beserta anak-nya yang masih kecil, kira-kira umur 2 tahunlah. Sejenak
aku terpana melihat penumpang itu, karena Ibu muda cantik namun suaminya
biasa-biasa saja, dalam hati aku berkata, kog bisa ya cowok kayak gitu
dapet istri yang luar biasa cantik dan semok kayak gitu. Sang istri
selain cantik dia juga tinggi dan bertubuh sintal, so wow deh pokoknya.
Sungguh benar-benar luar biasa ibu muda itu, apalagi ketika aku melihat
buah dada dan pantatnya, beuh.. mantap guys. Ketika itu Ibu muda itu
mengenakan celana panjang ketat dan kemeja panjang ketat yang nampak
indah sekali ditubuhnya. Tidak lama kemudian mereka pun mulai duduk.
Tidak kusangka ternyata letak bangku mereka bisa bersebelahan dengan
kursi yang aku tempati, rejeki nih, ucapku dalam hati.
Tidak lama setelah mereka duduk, kereta-pun berjalan kembali. Kira-kira
setelah 30 menit kereta berjalan, suami dan anak ibu muda itupun
terlelap. Karena Ibu muda itu tidak tidur, maka saat itu aku pun
memberanikan untuk menyapa dan membuka obrolan dengan wanita itu,
“Ngomong-ngomong tujuan Mba mau kemana ?, ” ucapku berbasa-basi.
“Oh saya mau ke Bandung dek, saya mau jenguk mertua saya yang lagi sakit
dek. Adek sendiri mau kemana? ” ucapnya, kemudian bertanya kembali
padaku sembari tersenyum cantik.
“Saya mau ke Bandung juga Mba, soalnya besok saya harus kuliah hehe. Oh
iya nama Mba siapa? perkenalkan nama saya Rendy” ucapku sembari
mengulurkan tangan.
“ Oh adek ini mahasiwa. Namaku Vika dek, suamiku Dery dan nama anakku
Davian” ucapnya, sembari menyambut tanganku untuk berjabat tangan.
Tidak lama setelah itu, obrolan kamipun mengalir kurang lebih satu jam.
Jujur saja aku ini termasuk orang yang pandai bicara dan bisa membuat
seseorang yang baru kenal denganku merasa nyaman denganku, hehe. Bahkan
Mba Vika sempat tertawa terbahak-bahak karena aku sedikit ngebanyol.
Tidak kusangka Mba Vika ini orang-nya terbuka dan Friendly seperti aku.
Bahkan juga, ketika canda’an ku mulai menjurus kearah sex dia tidak
marah, malahan dia membalas dengan lelucon yang lebih menjurus lagi.
Bener-bener nih Ibu muda hot banget. Dalam obrolan kami, sesekali mataku
melirik belahan buah dadanya yang sedikit terlihat dari celah kemejanya
yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian buah dadanya.
Saat itu aku merasa Mba Vika mulai salah terangsang dengan candaanku.
Aku berkata seperti itu karena aku melihat posisi duduknya mulai
gelingsutan tidak jelas ketika aku bertanya tentang bagaimana cara
menyenangkan wanita di ranjang. Dari jawaban-jawaban seputar sex dari
Mba Vika, nampaknya dia buka tipe wanita yang suka dengan cara sex anal
dan oral sex.
Mba Vika saat itu mengatakan sudah beberapa kali mempraktekan berbagai
posisi sex kecuali cara sex anal dan oral sex dalam 3 tahun
pernikahannya itu. Saat itu perbincangan kami pun terpaksa terputus
karena Mba Vika permisi ke kamar kecil. Ketika Mba Vika menuju kekamar
mandi, tiba-tiba otak mesum ku muncul ketika Sebelumnya aku sudah tahu
kalau kunci kamar mandi itu rusak, karena saat kereta berhenti aku
sempat buang air kecil di toilet kereta itu.
Saat itu Mba Vika pun bergegas pergi kekamr kecil dan aku pun
membuntutinya. Kini sampailah aku didepan toilet itu. Aku yang sudah
berada didepan toilet itu, melihat nampaknya Mba Vika tidak sadar bahwa
pintunya tidak terkunci dan agak terbuka sedikit. Di saat itu aku
melihat Mba Vika dengan santainya melepas celananya hingga bagian lutut
dan saat itu posisi dia membelakangiku.
Ketika melihat Mba Vika yang setengah telanjang itu, dengan tiba-tiba
aku pun terangsang berat. Dengan cepatnya segera aku membuka pintu kamar
mandi dan menyelinap ke toilet itu. Setelah berada dalam kamar mandi
itu aku langsung membekap mulutnya dengan tangan kiriku, sedangkan
tangan kananku memegangi tangan Mba Vika yang hendak menaikan celana
dalam nya. Kemudian aku berkata,
“ Mba ini aku Rendy, tolong jangan teriak yah !!! aku mohon Mba, aku
hanya ingin Mba mengajarkan aku bagaimana cara memuaskan wanita dalam
hal sex” ucapku sambil menampakkan wajah memelas.
Pada awalnya dia sempat mau berontak dan menggelengkan kepalanya, namun
karena aku sang penakhluk wanita, saat itu pun akhirnya Mba Vika
menerima permintaanku. Yang membuat aku hebat ketika itu aku bisa
membuat mataku sendiri berkaca-kaca seperti orang ingin menangis, bahkan
aku berpura-pura menangis terisak didepan Mba Vika.
Melihat Mba Vika sudah menyetujui permintaanku, akupun dengan cepatnya langsung membuka resletingku.
Lalu aku pun mengeluarkan Torpedo ku dari sarangnya dari selah resleting
yang telah aku buka tadi. Untuk ukuran Torpedoku memanglah biasa-biasa
saja, dengan panjang 15 cm dan diameter 3 cm tapi lumayanlah kalau untuk
cewek lokal, hehe. Setelah itu Mba Vika pun berkata,
“Baiklah Rendy, Mba akan mengajari kamu, ngomong-ngomong Rendy udah pernah ciuman belum?” tanyanya padaku.
“Terima kasih ya Mba dan saya udah pernah ciuman Mba” ucapku berterima kasih sembari masih menunjukkan wajah memelasku.
“Yaudah sekarang kamu coba cium Mba” ucapnya.
Tanpa buang waktu aku pun mulai memeluknya dan menciumnya. Pada awalnya
Mba Vika tidak begitu bergairah, namun setelah lidahku berusaha masuk
kedalam mulutnya dia pun membalas dengan sangat agresif dan liarnya,
“Ciuman kamu lumayan juga yah Ren” ucapnya menghentikan ciuman sejenak dan aku tersenyum berpura-pura malu.
“Sekarang kamu coba buat aku terangsang sebisa kamu Ren, tapi sampai leher aja yah, jangan lebih” ucapnya.
Mendengar ucapannya itu aku pun senang sekali, rasanya seperti mendapat
emas 2 kg para pembaca, haha.. Kemudian aku pun memulai ciumanku dari
telinganya, lidahku yang liar, kini mulai menggerayangi dan menciumi
bagian belakang telinga Mba Vika.
“ Ouhhhh... Sssss... Aghhhh...” desah Mba Vika ketika ciumanku mulai berpindah ke lehernya.
Saat itu aku menjilat dan mencium leher putih nya yang harum itu,
“ Oughhhh... enak Ren... Sssss... Aghhhh... Euummmm... terus Ren...
Ughhhh... jangan di cupang ya Ren... Sssssshhh... ” ucapnya berbisik.
Aku pun menuruti perkataan Mba Vika, aku tahu kalau sampai aku
meninggalkan bekas cupangan dilehernya, bisa-bisa Mba Vika ketahuan
suaminya. Kemudian aku pun mencoba bergerilya dengan memasukan tanganku
kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku.
Nampaknya Mba sudah terlambat untuk menolak perlakuanku itu. Karena saat
itu kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas-remas buah
dadanya dari luar BH.
Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua buah dadanya secara bersamaan,
“ Oughhh... Ren kamu nakal ya... Ssss... Aghhhh...” ucapnya tanpa penolakan karena nampaknya dia sudah terangsang berat.
Tanpa menjawab akupun segera mengangkat bajunya sampai sebatas leher
saja, setelah terangkat kini nampaklah dua gunung kembar yang masih
terbungkus Bra. Sungguh beruntungnya aku karena kancing BH nya ada di
depan. Sekilas kulihat ukurannya 34 B, Beuhh... mantap kawan. Dengan
cekatan kemudian aku pun membuka kancing BH nya, kini nampaklah buah
dada yang montok dan putih itu. Tanpa buang waktu, akupun kemudian
mengkulum puting susu kanan nya dan yang kiri aku plintir-plintir,
“ Ssssss... Aaaaaaahhhh... Eummmm... Ren... kamu apakan putingku... Aoghhhh...” desah nya sambil bersandar di pintu toilet itu.
“ Sssss... Geli Ren... Aghhhhh... Ren cukup Ren... Oughhhh... enak sekali Ren... Aghhh...” racau nya makin keras.
Saat itu karena aku takut ada yang mendengar skandal kami, saat itu aku
pun mencium bibir Mba Vika sembari tangan kananku meremas buah dada
kanannya dan tangan kiriku mengelus kewanitaan nya yang ternyata sudah
becek. Saat itu kedua tangan Mba Vika tidak berdaya karena terjepit
punggungnya sendiri, sedang tubuh Mba Vika tidak bisa bergerak karena
tertindih tubuhku dan terhimpit pintu Toilet.
Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama
kemudian kemaluan Mba Vika makin lembab, disini aku lagi-lagi memasang
perangkap, sejenak kuhentikan cumbuanku hingga Mba Vika merasa canggung.
“Loh.. kok berhenti Ren, ayo terusin dong, mbah udah enak nih, nanggung banget nih rasanya, buat aku orgasme dong!!!” ucapnya.
“Iya Mba, tapi sekarang aku masukin ya kontol aku, soalnya dari tadi udah tegang banget nih Mba” rayuku.
“Jangan Ren, ingat Ren aku udah bersuami...” ucapnya sedikit menolak.
“Yaelah Mba cuma digesek-gesekin aja kog Mba, aku janji nggak bakal aku
masukin ke Memek Mba, aku kan juga mau keluar Mba, Boleh ya Mba
Please... !!!” rengekku sambil mulai kembali membelai-belai buah dadanya
dan tanganku satunya mengelus-elus Torpedoku yang sedari tadi
menganguk-angguk karena sudah tegang.
Mendapat serangan psikologis seperti itu terus-menerus akhirnya Mba Vika pun luluh,
“ Okey, tapi janji yah cuma digesek-gesek aja, nggak lebih...” pintanya sambil kududukkan dia ke kloset.
“ Iya Mba aku janji, makasih ya Mba Vika sayang” ucapku dan kukecup
singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga
penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut kewanitaan
nya.
Coba bayangin para pembaca, kini posisi kami duduk berhadapan dan aku
terlihat seperti memangku Mba Vika dan kakinya memeluk pinggangku sedang
tubuh kami seperti berpelukan. Kemudian aku-pun mulai menggoyang
pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami
sama-sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling
meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, Mba Vika mulai mendesah dan
merancau lagi.
Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini
membuatku semakin terangsang, rasanya aku ingin sekali segera memasukkan
penisku kedalam hangatnya liang senggam milik Mba Vika. Saat asyik
saling menggesek hingga kurasakan cairan kewanitaan nya makin membanjiri
penisku, tanpa Mba Vika sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan
cepat hingga mentok.
Oughhh... meski sudah pernah melahirkan tapi kewanitaan nya masih ketat
menjepit penisku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal
penisku masih diluar sekitar 2 cm saat kurasakan ujung penisku membentur
bagian terdalam kewanitaan nya,
“ Sssssss... Aghhhh... kog dimasukin Ren?? buruan cabut Ren!! ingat Ren aku sudah bersuami, ” ucapnya.
Saat itu aku tidak menghiraukannya, bahkan aku melanjutkan dengan terus
menggoyang pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan
kuat, hangat dan lembab kewanitaan nya sambil menciumnya agar tidak bisa
berteriak. Posisiku yang sedikit menindih Mba Vika, hal itu membuatnya
tidak bisa berdaya dan hanya bisa pasrah.
Pada awalnya Mba Vika terus meronta, tapi karena kondisinya yang
mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat Mba Vika akhirnya
menyerah dan malah menikmati goyanganku. Aku goyangkan pantatku dengan
semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang
kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang,
“Oughhh... Ren... kamu apakan Memeku, enak sekali Ren... Aghhh...
Sssss... Ren, aku udah nggak tahan Ren, aku mau keluar Ren...” ucapnya.
“Keluarin saja Mba Vika sayang... Oughhh.... kewanitaan Mba enak
sekali... Ssssss... Aghhh ” pujiku sambil mempercepat goyanganku.
“Ren... aku keluar, Aghhhhhhhhhhh...” desahnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan.
“Syuuuurrr.....” terasa penisku merasakan siraman lendir nya.
“Ren, nikmat sekali bercinta denganmu, makasih ya sayang, baru kali ini
merasakan orgasme yang luar biasa, terus terang saja suamiku hanya
peduli dengan dirinya sendiri. Oh iya kamu belum keluar ya?” ucapnya
sambil kembali menciumku.
“Sebentar lagi Mba... masih bolehkan aku menggenjot memek Mba?” tanyaku.
“Boleh dong sayang, kamukan sudah membuatku melayang, sekarang giliran
kamu menikmati tubuhku semaumu, tapi aku yang diatas ya Ren” ucapnya
sembari berganti posisi.
Kini posisi sex kami WOT (Women On Top), kini Mba Vika duduk dipangkuanku dan posisinya berhadapan denganku,
“ Sekarang biar Mba yang puasin kamu sayang, Ren haus nggak ??? mau
minum Asi ??, ” tanyanya sambil menyodorkan buah dadanya untuk kukenyot
lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur.
Ternyata Mba Vika membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan merubah
arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati
dan ku kenyot buah dadanya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal
ini membuat Mba Vika makin bersemangat dan kembali terangsang,
“Oughhh... Ren, kontolmu enak sekali... Ssssss... Aghhhh...” racaunya.
“Memek Mba juga enak... Sssss... Aghhh... bentar lagi aku mau keluar
Mba... Aghhhhh...” ucapkuku yang disambut dengan menggilanya goyangan
Mba Vika.
Tidak lama kemudian aku pun hampir mencapai klimaks ku, dan saat itu Mba
Vika juga merasakan hal yang sama. Nampaknya Mba Vika akan mendapatkan
orgasme keduanya, karena saat itu kewanitaan nya makin menjepit penisku
dan desahan nya makin sering saja.
“Ren... aku ingin keluar lagi, Oughhhh...” ucapnya.
Baru saja Mba Vika berkata seperti itu, tiba-tiba kurasakan kejantananku
berdenyut denyut seperti akan ada yang keluar dari dalam kejantananku,
“Mba aku keluar Mba, Crotttttt... Crotttttt... Crotttttt...
Aghhhhhhhhh...” desahku mengiringi muncratnya spermaku kedalam liang
senggama nya.
Merasakan semburan lahar panasku, tidak lama kemudian Mba Vika pun juga orgasme,
“Aku juga keluar sayang, Aghhhhhhhhh...” desah Mba Vika.
Setelah kami mendapatkan kimaks kami, kini kami pun segera kembali
berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan. Selama
beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan
mesra kami. Mba Vika berbisik,
“Terima kasih ya Rendy sayang, kamu sudah memberiku nikmatnya sex yang belum pernah kudapatkan dengan suamiku” ucapnya.
“Iya Mba”, aku juga terima kasih karena Mba sudah memberikan dan
mengajarkan sex kepadaku, Oh iya Mba tadikan aku keluarin didalem, nanti
kalau Mba hamil gimana ???, ” tanyaku ragu.
“Kamu tenang aja Ren.., aku lagi nggak subur kog, lagian kalau aku hamil
kamu nggak perlu kuatir, kan aku sudah bersuami... hehe...” ucapnya
dengan santainya.
Aku Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas
dengan meremas gemas buah dadanya sejenak. Kemudian saat itu kami
cepat-cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi secara
bergantian agar tidak ada yang curiga. Setelah itu lalu kami pun duduk
kembali di kursi masing-masing. Saat itu suami dan anaknya masih
tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Yogyakarta.
Sebelum kami berpisah, Mba memberikan nomer handphone nya kepadaku dan berkata,
“Kapan-kapan kita ulang lagi ya Ren, ” ucapnya sembari mengedipkan mata.
Saat itu aku hanya mengganguk dan tersenyum. Setelah kereta berhenti
kami pun berpisah di stasiun kota Yogyakarta. Sungguh benar-benar
beruntung sekali aku saat itu, sungguh sensasi yang luar biasa karena
aku bisa brsetubuh dengan ibu muda secantik dan seliar itu di kereta
api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar