Perkenalkan namaku Martin sampai sekarang aku masih melanjutkan
kuliah di sebuah universitas di Magelang. Umurku masih 20 tahun. Cerita
Sex ini berawal ketika aku dan temanku Ronald, Jefry dan Rudi yang
senang bermain game online ataupun sekedar bermain internet, membuka
sebuah game centre dan warnet yang terletak di daerah Magelang Utara.
Pada dasarnya sih kami membuka usaha itu cuman iseng-iseng aja. Yah dari
pada nggak ada kerjaan ataupun malah menghabiskan uang untuk main game
atau main internet di tempat lain, mendingan buat sendiri toh bisa
nambah uang buat jajan dan beli rokok.
Belum lama usaha kami buka, kami seperti setengah kaget dan senang.
Bagaimana kami tidak senang, kebanyakan user kami adalah cewek-cewek SMU
dengan postur tubuh yang sangat mempesona, bahkan bisa diibaratkan buah
apple yang siap di petik. Dan juga masih banyak gadis-gadis muda yang
main ke tempat kami. Dengan keramahan teman-teman ysng selalu sopan dan
romantis dalam melayani pelangan, yah kami memang cukup professional.
Bahkan postur tubuh kami dan wajah kami juga cukup lumayan mungkin itu
juga salah satu faktor yang membuat mereka tertarik untuk selalu datang
berkunjung.
Di antara gadis-gadis yang masih segar itu ada satu yang sangat istimewa
di mataku dan teman-temanku. Namanya Juli dia cukup cantik, bukan hanya
cantik, luar biasa mungkin dan istimewa tentunya. Terkadang dia datang
dengan Karina, Monica dan Cindy teman-teman Juli yang juga tidak kalah
cantik, tapi lebih istimewa Juli tentunya dan akhirnya suatu kesempatan,
dia datang sendiri ke tempat kami. Ketika dia baru duduk aku sapa,
”Loh temennya mana Ren”, dia hanya menjawab,
“Dah pada balik, pada mau les katanya”.
Lalu aku berbalik ke mejaku dan berusaha mencuri-curi untuk sekedar melihat lekuk tubuhnya dari balik monitor komputerku.
15 menit sudah aku memandangnya, eh dia membalas pandanganku, aku
kaget juga jangan-jangan dia marah, eh dia malah tersenyum. Karena
penasaran dia sedang apa aku mencoba melakukan remote anything ke
komputernya, yah kami biasanya menyebutnya dengan kata-kata SPY, gitu
deh bahasa gaulnya. Aku kaget juga setelah tau bahwa dia membuka
situs-situs yang berhubungan dengan sex dan pornografi. Mukaku memerah,
entah suka atau benci, tapi yang jelas kaget sekali. Dengan nekat kucoba
mendekati komputernya, lalu kutanya dia,
“Hayooooo Juli lagi buka apa”,
Karena tanpa persiapan dia langsung kelabakan seperti anak ayam
kehilangan induknya dan dengan cepat dia menutup kolom situs-situs
tersebut. Tapi dengan cepat aku menjawab,
”Ngga papa lah ama gue ini, nyantai aja lagi”.
Langsung saja muka dia memerah, entah malu atau takut. Lalu dia menjawab,
“Emangnya tadi Martin liat Juli lagi buka apa?”, tanyanya.
“Liatlah, ngga perlu ke sini juga Martin bisa liat dari komputer Martin
“, jawabku sambil mengedipkan mata, lalu dia tertawa kecil dan tersenyum
manis seperti gadis yang masih polos.
Lalu dengan cepat aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini aku langsung berkata,
“Mau di temenin ngga Ren biar Martin cariin situs-situs yang lebih bermutu”.
Dia diam sejenak lalu menjawab,
“Ya udah Martin duduk di sebelah Juli aja”, katanya lembut penuh arti.
Waduh bakalan seru nih batinku, untung aja temen-temenku yang lain
pada bermain basket di dekat situ, jadi semuanya lancar tanpa hambatan.
Kami sempet ngobrol sejenak, dan dari situ kuketahui bahwa dia anak
pejabat di kota ini, dalam batinku aku berkata wah ternyata anak pejabat
neh.
Lalu mulai kucarikan dia situs-situs porno yang belum pernah dia lihat,
kulihat raut mukanya berubah seperti cacing kepanasan tangannya tak bisa
diam, aku lihat dia sangat terangsang dengan gambar-gambar dan video
yang aku carikan lewat internet. Wah cepet honey dia batinku, lalu tak
kubiarkan dia hanya melihat saja, lalu aku berbisik,
“Ren dari pada liat, punyaku nganggur neh, kan sayang kalo di diemin”, ia kaget kukira dia marah.
Eh ternyata dia malah langsung memegang senjataku yang dari tadi sudah
on ketika aku duduk di sebelahnya, kontan saja aku kaget dan senang.
Lalu dengan cepat aku juga merangsang dia dengan memegang payudara yang
sangat indah itu dari belakang.
Untung warnet lagi sepi batinku dalam hati, anehnya saat itu tak ada
satupun pelanggan yang datang, yah mungkin di karenakan hujan yang cukup
deras. Kulihat dia kurang puas memegang senjataku jika terhalang oleh
celana pendekku, lalu dia mencoba memelorotkan celanaku hingga batang
kemaluanku bisa dalam posisi enak untuk di kocok oleh tangannya yang
lembut itu. Dan dia berkata,
“Martin punya kamu gede juga ya”,
Aku hanya terdiam. Tanpa sadar aku sangat menikmatinya, hingga aku hampir berteriak
“Aah… uchhhh… ahhh terus Ren” lalu Juli dengan cepat menutup mulutku dengan ciuman bibirnya yang lembut dan sangat sensual itu.
Wah untung sepi coba klo banyak orang tadi di sini bakalan berabe
batinku. Setelah dia puas dia mencium bibirku, dia melanjutkan dengan
menciumi kemaluanku, sungguh luar biasa gadis anak pejabat yang masih
polos ini melakukan hal-hal dalam sex yang sangat mengairahkan.
Aku di buat sangat puas olehnya bahkan aku dibuat tak berdaya, 10 menit
kemudian aku mengangkat kepalanya dan aku bisikan mesra di telinganya,
Ren gantian masak kamu terus yang muasin aku kamu kan belom puas, dia
tersenyum pertanda iya. Langsung saja aku puaskan dia di antara
sekat-sekat yang menjadi pembatas di antara komputer-komputer di warnet
ini. Dia kulihat sangat menikmati permainanku, aku mencoba sedikit
membuka bajunya untuk melepas Bhnya.
Karena kami melakukannya di tempat umum aku mencoba untuk menahan
diriku untuk tidak mencoba menelanjanginya, sehingga aku tetap
merangsang payudaranya di balik seragam sekolahnya, tanpa bisa melihat
payudaranya yang berukuran 34 b itu. Dia terdengar mendesah lembut dan
sangat sexy,
“Aah ah… u ah.. hhhhhh… ahhhhh” terdengar dari mulut nya.
Berkali-kali kupilin puttingnya dia mengelinjang hebat sekali, dan meracau tidak karuan.
”Aah uh. Martin terus sayanggggg… Martinnn…ahhhhhh”.
Setelah merangsang buah dadanya aku langsung mencoba mengelus vaginanya
dengan jariku, karena dia memakai rok SMU sehingga tidak sulit untuk
melakukannya. Kurasakan vaginanya sudah sangat basah di karenakan
rangsanganku di buah dadanya tadi, bulu-bulu kemaluanya juga kuraba, wow
sangat rapi batinku. Aku berusaha tidak memasukan jariku ke vaginanya
karena dia masih perawan.
Kucoba merangsang dia lewat gesekan-gesekan lembut di tanganku,
kurasakan badannya kejang dan keringat keluar dari seragam sekolahnya
yang tanpa memakai Bh itu.Dia berulang kali mendesah,
“Martin ampunnn Martin sayang yuyy nikmattttt………”.
Padahal itu baru kugesek dengan tangan bagaimana klo kumasukan senjataku ke dalam vaginanya batinku.
Setelah 10 menit melakukan itu dia berteriak.
“AahhhhHH… hhhhh… SSSshhhhhh”, dan seketika itu juga dia mengalami orgasme pertamanya.
Kemudian dia terkulai lemas di pelukanku, sambil membelai dia aku
membenarkan posisi celanaku dan dia juga mencoba membenarkan letak
posisi seragam dan roknya itu.
Lalu aku mengambilkan air minum untuk dia lalu berkata,
“Yah gitu aja dah jebol gimana klo ML bisa-bisa Juli ngga bisa bangun 2 hari gara-gara kehabisan stamina dong”. candaku.
Lalu dia menjawab,
”Eh enak aja kan tadi baru training, jadi ya butuh pelatihan dolo kayak tadi”.
Aku hanya tertawa kecil, eh malah dia langsung bilang Martin mau
ngajarin Juli yang lebih expert lagi ngga, klo mau abis ini aja kita
pergi mau ngga tanyanya. Sejenak aku berpikir tapi langkah-langkah kaki
datang menuju tempat itu dan kulihat wajah-wajah teman-temanku muncul,
diantaranya Ronald, Jefry dan Rudi.
Langsung saja kusapa,
“Abis basket kalian”, dengan tersenyum Jefry hanya menjawab,
”Daripada ngurusin basket mendingan ngurusin Juli”.
Mereka pun semua tertawa dan kulihat Juli juga tersenyum nakal dan
berusaha menunggu jawabanku. Lalu setelah teman-teman ke belakang aku
bisikan ke telinga Juli…
“Ya udah tar gue ajarin yang lebih hot lagi ya,” Juli tersenyum dan aku pergi berkemas untuk pergi bersama dengan Juli.
Setelah itu kami pergi dengan meminjam mobil milik Ronald. Dalam perjalanan aku bertanya,
“Mau kemana ini Ren?”,
Dia menjawab.
”Di rumah Juli aja kan Papa Mama sedang pergi ke Jakarta kak Adi sedang ke Jogja”,
Aku kaget dan berkata,
”Bener nih di rumahmu?”,
“Iya bener” katanya.
Setelah kami sampai di rumahnya aku kaget juga dengan rumahnya yang
besar seperti istana itu wah gede banget rumahnya dan juga indah.
Setelah memarkir mobilku aku di bimbing Juli untuk masuk ke rumahnya.
Wah tampaknya dia terlihat tidak sabar. Lalu aku menunggunya mandi
sambil nonton tv dan menikmati hidangan yang sangat enak, kayak Raja nih
batinku.
Setelah dia selesai mandi, ia menghampiriku hanya dengan memakai
handuk yang dia balutkan di tubuhnya, ketika melihatnya, tenggorokanku
seperti tidak dapat menelan kue-kue yang tadi aku makan, dan dengan
segera Juli mengambil jus jeruk yang ada di meja kamarnya lalu
meminumnya, setelah itu mencium bibirku dan mengalirkan jus jeruk yang
telah dia minum tadi seolah-olah induk yang memberikan makan
anak-anaknya.
Setelah itu dia membuka handuknya yang tadi membungkus tubuhnya yang
putih mulus dan sexy itu. Wah payudaranya benar-benar luar biasa kencang
dan besar, tak kusangka anak SMU kelas tiga sudah matang, bulu-bulu
halus yang ketika di warnet tadi aku pegang, aku bisa melihatnya dengan
jelas. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
Tanpa segan-segan lagi dia memintaku untuk menservicenya.
Dia berkata,
”Ayo kok malah diem katanya mau ngajarin”, ucapnya,
Aku berkata,
“Kamu cantik banget Ren tubuhmu juga sexy”.
Tanpa menunggu dia bicara langsung saja kubenamkan kepalaku di
payudaranya itu dan mencoba untuk merangsang salah satu bagian sensitif
itu, lalu dia mulai mendesah seperti tadi,
“Aah… OuchHhh… uhhhhhh… Ahhhhhh……..”,
Dia sangat menikmatinya bahkan sesekali dia menjambak rambutku, kulihat
payudaranya sangat kencang dan kenyal sekali sesekali aku
meremas-remasnya dan aku pun juga sangat menikmatinya, payudara yang
indah. Lalu kuteruskan dengan menciumi bagian kewanitaannya, dia
terlihat memejamkan mata sangat menikmatinya, dan dia meremas-remas
payudaranya sendiri mencoba merangsang tubuhnya sebaik mungkin. Ketika
klitorisnya kuhisap-hisap dia sangat kewalahan dan berteriak-teriak,
“Martin aduhh enak ah… ouchhhh… ahhhHh… uhh”.
5 menit kemudian, giliran dia merangsang diriku. Kulihat dia mengocok
penisku dengan lembut dan menghisapnya bagaikan permen lollipop yang
sangat manis,
“Oohh… ahhhhhhh… hahhhh”,
Aku sangat menikmatinya, dia menjilati batang kemaluan dan tidak ketinggalan buah zakarku juga ikut dia hisap.
Aku sudah tak bisa berkata apa-apa lagi selain menikmati permainanya.
Ketika aku hampir memuntahkan laharku aku mencoba melepaskan senjataku
dari hisapannya dan gengamannya, lalu kubaringkan dia diranjangnya dan
aku berbicara mesra,
”Tahan ya sayang, pertama-tama sakit tapi nanti juga enak kok”, kataku.
Dia mengangguk pertanda iya. Kucoba membobol vaginanya ternyata sangat
sulit, pada usaha pertama melesat dan setelah kuoleskan kream di
vaginanya, pada usaha ketiga aku berhasil memasukkan separo penisku ke
dalam kemaluannya.
Dia menjerit kesakitan,
“Martinn sakitT Martinnn ampunnNnNnnnnn”, jeritnya, tapi aku tetap
melakukannya dan bless seluruh batang kemaluanku sekarang berada di
dalamnya bersamaan dengan bercak-bercak darah keperawanannya.
Kubiarkan diam sejenak supaya vaginanya terbiasa menerima kehadiran
benda asing itu, setelah kurasakan vaginanya bisa menerima penisku,
kucoba menarik maju mundur.
Jeritan sakit yang tadi dia ucapkan berganti dengan desahan-desahan
wanita yang sedang mengalami persetubuhan yang sangat nikmat. Dan tidak
henti-hentinya dia selalu mendesah dan setengah berteriak.
“Aah terus Martin sayang kocok terus bikin Juli puas ah ouchhhhh shhhhh
terus kocok jangan berhenti sayangggg… “, rancaunya, aku juga sangat
menikmati denyutan-denyutan di dalam vaginanya itu, gerakan menghisap
yang sangat nikmat sekali di alami oleh penisku kemudian aku membalikan
posisinya supaya kami bisa melakukan doggy style.
Lalu kusuruh dia berdiri dan bersandar di depan kaca meja riasnya dan
kumasukan senjataku dari belakang sehingga aku bisa menikmati keindahan
tubuhnya dan payudaranya serta paras cantik wajahnya dari kaca
tersebut.
15 menit kejadian itu berlangsung kudengar dia berteriak,
“Aahhhh Martin aku keluarrrrrrrrrrr…….”, oh tampaknya dia baru saja mendapatkan orgasme pertamanya.
Kucabut penisku dari dalam vaginanya dan membiarkan Juli istirahat sebentar.
Setelah cukup istirahat. Dia mengajakku untuk melanjutkannya di kamar mandinya yang seperti kolam renang itu karena sangat luas.
Kontan saja karena terburu nafsu aku langsung tancap gas dan segera
memasukan penisku ke dalam vaginanya yang merah merekah itu. Aku sangat
menikmati guyuran shower yang membasahi tubuh kami, seolah-olah
membasahi jiwa yang kekeringan akan kehausan sex.
Juli terus merancau dan akhirnya aku sangat merasakan kenikmatan yang
luar biasa, penisku yang dari tadi disedot kurasakan sangat membengkak
dan mencapai klimaks sampai ubun-ubun rasanya, aku berteriak,
“Juli aku mauuuuuuu keeeeluuuarrrrrrrrrrrrrrrrrr mauuu diii kelluariinnn dii mannna?”. jeritku menahan nikmat,
Dia sambil ngos-ngosan bilang
“Di dalam ajjjaaaaa”,
“Ngga papa Rennn”,
“Laggiii masaaaaaa tiiiidakkk suburrrrrr”,
Dan Juli juga tampak merancau lagi dan berteriak,
“Yaaaa uuu daaa hhhhh kii taaa ssssaaammaa saaammaaaaaaaaaaaaaaaa”.
Aku tak dapat menahan lagi dan jebolah pertahananku kusemburkan maniku
di dalam vaginanya dia juga tampak mencapai orgasme keduanya.
Setelah itu dia masih menjilati kemaluanku dan membersihkan sisa-sisa maniku, lalu kami mandi bersama.
Setelah selesai aku pamit pulang, aku pamit dengan mengecup kening Juli
dan berkata pelajarannya udah cukup kan, dia hanya tersenyum dengan
lembut sungguh seperti gadis yang sangat polos dan berkata ,
“Martin besok kesini ya ajak Ronald, Jefry ama Rudi, jangan lupa loh “.
Aku cukup bingung kok ngajak yang lain segala ya batinku. Lalu selepas
jam 6 malam esoknya kami ber 4 berkunjung ke rumah Juli. Betapa kagetnya
kami ketika di sana kami disambut dengan mesra oleh keempat gadis yang
sangat cantik di antaranya Karina, Monica, Cindy dan Juli tentunya, lalu
tanpa basa-basi lagi mereka berkata.
“Wah wah kak Martin jahat kok kita-kita kemaren ngga diajak sech,
yang di ajak cumin Juli aja, ngga suka ya ma kita-kita?“, kontan saja
aku sendiri kaget.
Dan teman-temanku juga ikutan binggung, lalu tanpa rasa malu Juli menjawab
“Martin kemaren ma aku ML loh”.
Aku kaget kenapa dia membuka rahasiaku tapi sebelum aku sempat bicara Juli menjawab
“Jadi hari ini Ronald, Jefry ama Rudi ngajarin Karina, Monica and Cindy, terus Juli tentunya ama Martin dong”, katanya.
Tentu saja teman- teman ku ngga jadi marah malah jadi senang, lalu aku
berkata dalam hati wah rejeki mereka juga neh. Lalu kami pergi ke daerah
Kaliurang dan menyewa sebuah villa di sana dan melewati hari dan malam
penuh akan nafsu, gairah dan kehausan akan sex.
Dan sampai sekarang jika ada waktu kami masih melakukannya baik di kamar mandi warnetku, di rumah Juli, di hotel atau villa.
Bahkan sekarang banyak pelanggan wanitaku menjadi kekasihku hanya
untuk semalam/one night stand. Begitu juga dengan teman-temanku Ronald,
Jefry dan Rudi mereka juga kalang kabut menerima order dari para wanita
yang kesepian. Tapi atas dasar suka sama suka, maaf kami bukan Gigolo.
Cerita Ngetrend
-
Perkenalkan namaku Dendi umur 19 tahun, mahasiswa di sebuah PTS di Kota Surabaya. Kedua orang tuaku bercerai sejak aku masih berumur 6 ta...
-
Kisah ini adalah kisah nyata dalam kehidupan sex ku dengan pembantu ku yg masih belia bernama Imah dari Majalengka. Aku karyawan sebuah...
-
Indri adalah seorang ibu rumah tangga berwajah cantik yang berkulit putih bersih baru berusia 25 tahun. Wanita cantik ini terlihat alim...
-
Nama aku adalah Ganis, cewek berjilbab montok seksi kelas II SMP Purwokerto. Ceritanya begini : Pagi itu, hari sabtu yg cerah, ketika ...
-
Namaku Asti, umurku 32tahun, keseharianku aku bekerja sebagai guru Tk di daerah tempatku tinggal. Sepulang dari mengajar aku disibukan de...
-
Lia Monica nama lengkapnya atau panggilannya Lia, gadis cantik berkulit putih, tinggi 167 cm, berat 42 kg dan ukuran payudaranya aku per...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar